APOLOGETIKA
Kata apologetika berasal dari bahasa Yunani “Apologia”
yang berarti pembelaan. Berapologetika berarti memberikan pembelaan terhadap
iman Kristen (pada orang yang memintanya – biasanya pada orang yang tidak
percaya); Apologi artinya pembelaan yang diberikan; dan apologetika berarti
studi yang mempelajari secara langsung bagaimana mengembangkan atau menggunakan
pembelaan tersebut.
Ada tiga aspek yang perlu kita ketahui dari apologetika yaitu:
1. Apologetika sebagai pembuktian: menyampaikan sebuah dasar rasional bagi iman
kepercayaan atau “membuktikan kebenaran kekeristenan.” Yesus dan para rasul
sering memberikan bukti kepada mereka yang mempunyai kesulitan untuk percaya
bahwa injil adalah benar. Perhatikan Yohanes14:11; 20:24-31; 1 Korintus
15:1-11. Orang-orang percaya sendiri kadang-kadang mengalami kesulitan, dan
pada saat ituapologetika berguna bagi mereka terlepas dari aturannya dalam
berdialog dengan mereka ynag tidak percaya. Dapat dikatakan, Apologetika
menghadapi ketidakpercayaan dalam diri orang percaya sebagaimana dalam diri
orang yang tidak percaya.
2. Apologetika sebagai pembelaan: Menjawab keberatan-keberatan dari ketidak
percayaan. Paulus menggambarkan misinya sebagai “pembelaan dan penegasan injil”
(Filip[I 1:7, bandingkan ay 16). “penegasan” dapat mengacu pada nomor 1 diatas,
tetapi “pembelaan” secara lebih khusus pada pemberian jawaban terhadap
keberatan-keberatan. Banyak dari tulisan Paulus termasuk apologetika dalam
pengertian ini. Ingat berapakali ia menanggapi penentang imaginer (ataupun yang
nyata) dalam suratnya kepada jemaat di roma. Ingat berapa seringnya Yesus
menangani keberatab-keberatan dari pemimpin-pemimpin agama dalam inijl Yohanes.
3. Apologetika sebgai penyerangan: Menyerang kebodohan (Mzm 14:1; 1 Kor 1:18 -
2:16) dari pikiran yang tidak percaya. Mempertimbangkan kepentingan dari nomor
2 diatas, tidaklah mengejutkan jika beberapa orang mendefinisikan apologetika
sebagai “pembelaan terhadap iman”. Tetapi definisi tersebut dapat menyesatkan.
Tuhan tidak hanya memanggil umatNya untuk menjawab keberatan-keberatan dari
mereka yang tidak percaya, tetapi juga melanjutkannya dengan serangan terhadap
kepalsuan. Paulus mengatakan: “Kami mematahkansetiap siasat orang dan
merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang
pengenalan akan Allah, (dan) kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya
pada kristus.” (2 Kor 10:5). Pemikiran non-Kristen adalah “kebodohan,” menurut
Alkitab ( 1 Kor 1:18-2:16; 3:18-23), dan satu fungsi dari apologetika adalah
untuk menyatakan kebodohan itu sebagaimana adanya.
Secara perspektif ketiga jenis apologetika ini behubungan. Dapat dikatakan jika
salah satu dikerjakan secara benar dan lengkap, akan mencakup dua sapek
lainnya. Jadi masing-masing merupakan sebuah cara untuk melihat (sebuah
perspektf atau sudut pandang) keutuhan dari usaha berapologetika.
Sumber:
Buku “Apologetika bagi kemuliaan Allah” penerbit Momentum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar