Senin, 14 November 2016

Apologetika

APOLOGETIKA
Kata apologetika berasal dari bahasa Yunani “Apologia” yang berarti pembelaan. Berapologetika berarti memberikan pembelaan terhadap iman Kristen (pada orang yang memintanya – biasanya pada orang yang tidak percaya); Apologi artinya pembelaan yang diberikan; dan apologetika berarti studi yang mempelajari secara langsung bagaimana mengembangkan atau menggunakan pembelaan tersebut.
Ada tiga aspek yang perlu kita ketahui dari apologetika yaitu:
1. Apologetika sebagai pembuktian: menyampaikan sebuah dasar rasional bagi iman kepercayaan atau “membuktikan kebenaran kekeristenan.” Yesus dan para rasul sering memberikan bukti kepada mereka yang mempunyai kesulitan untuk percaya bahwa injil adalah benar. Perhatikan Yohanes14:11; 20:24-31; 1 Korintus 15:1-11. Orang-orang percaya sendiri kadang-kadang mengalami kesulitan, dan pada saat ituapologetika berguna bagi mereka terlepas dari aturannya dalam berdialog dengan mereka ynag tidak percaya. Dapat dikatakan, Apologetika menghadapi ketidakpercayaan dalam diri orang percaya sebagaimana dalam diri orang yang tidak percaya.
2. Apologetika sebagai pembelaan: Menjawab keberatan-keberatan dari ketidak percayaan. Paulus menggambarkan misinya sebagai “pembelaan dan penegasan injil” (Filip[I 1:7, bandingkan ay 16). “penegasan” dapat mengacu pada nomor 1 diatas, tetapi “pembelaan” secara lebih khusus pada pemberian jawaban terhadap keberatan-keberatan. Banyak dari tulisan Paulus termasuk apologetika dalam pengertian ini. Ingat berapakali ia menanggapi penentang imaginer (ataupun yang nyata) dalam suratnya kepada jemaat di roma. Ingat berapa seringnya Yesus menangani keberatab-keberatan dari pemimpin-pemimpin agama dalam inijl Yohanes.
3. Apologetika sebgai penyerangan: Menyerang kebodohan (Mzm 14:1; 1 Kor 1:18 - 2:16) dari pikiran yang tidak percaya. Mempertimbangkan kepentingan dari nomor 2 diatas, tidaklah mengejutkan jika beberapa orang mendefinisikan apologetika sebagai “pembelaan terhadap iman”. Tetapi definisi tersebut dapat menyesatkan. Tuhan tidak hanya memanggil umatNya untuk menjawab keberatan-keberatan dari mereka yang tidak percaya, tetapi juga melanjutkannya dengan serangan terhadap kepalsuan. Paulus mengatakan: “Kami mematahkansetiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah, (dan) kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya pada kristus.” (2 Kor 10:5). Pemikiran non-Kristen adalah “kebodohan,” menurut Alkitab ( 1 Kor 1:18-2:16; 3:18-23), dan satu fungsi dari apologetika adalah untuk menyatakan kebodohan itu sebagaimana adanya.
Secara perspektif ketiga jenis apologetika ini behubungan. Dapat dikatakan jika salah satu dikerjakan secara benar dan lengkap, akan mencakup dua sapek lainnya. Jadi masing-masing merupakan sebuah cara untuk melihat (sebuah perspektf atau sudut pandang) keutuhan dari usaha berapologetika.




Sumber: Buku “Apologetika bagi kemuliaan Allah” penerbit Momentum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar